Jumat, 04 Januari 2013

Posted by Unknown On 1/04/2013 01:25:00 AM

PELUH, Petani tak kenal Keluh

Kisah seberang di pematang ladang,
meniduri petang yang menemukan terang.
Dia replika cakrawala, penunggu nusantara.
Pemusik yang memetik awan menjadi simfoni yang bersendawa.

Tak pernah mati, jika nyalinya masih berdiri.
Tangis yang meringis dan keringat yang bersyafa'at.

Bukanlah Punggawa pandai bersandiwara,
Tak jua Jawara senyum tertawa,
Lebam di sengat matahari,
Tenggelam dalam lumpur kali,
Dua tangan merengkuh dahaga,
Merangkul lapar si perjaka manja.

Ladang, adalah medan berperang.
Bukan kasta tirani, kursi para kurcaci.
Dia......
SAUDAGAR, Sarjana Ilmu Dahaga dan Lapar.

                      ------
Alfian Putra Pikoli
Jogja 1-1-2013

0 komentar:

Posting Komentar