Rabu, 10 November 2010

Posted by Unknown On 11/10/2010 09:26:00 PM
aku merasa dunia tak seimbang lagi. dia tak bisa memadu kasih dengan waktu. banyak rahasia yang dibentangkan di atas permadani zaman. entah itu rekayasa ataukah di jalankan kemudi takdir tanpa arah yang jelas. Ku dibutakan oleh mimpiku di siang bolong, hingga mentari berseri enggan menyapa. Kenapa kepergian mentari dari dunia meninggalkan kegelapan di malam yg kelam? Tiada berkas cahaya yang nyata.
Banyak lentera bangsa ini mulai dipadamkan oleh badai-badai dari negeri seberang terasing. Nafas pemburu mimpi harus berhenti bergumam menjual darahnya pada ajal. Bahkan teguran dunia yang teramat mengerikan bagiku. Adakah tempatku untuk bernaung? Di balik dedaunan teramat tampak sebagai fatamorgana. Tak lagi kutemukan, makna dari sebuah angkara membara. Sejuta kebingungan terus menghampiri dan bertamu ke dalam otak yang mulai gosong oleh ilmu pengetahuan. Akankah harus kutitipkan dunia ini ?? kepada kerajaan langit ?? ataukah harus menyandera waktu sebelum dia menyantap sepenuhnya kebahagiaan sesat ini ??
kusulit bertanya kepada penerjemah kehidupan, karena kamus zaman pergi tanpa sebuah wasiat.
kurebahkan pikiran ini sejenak pada barisan kata yg dijumpai pikiranku. Sulit bagiku untuk berjalan, jika aku masih ragu dengan hatiku untuk melangkah. Tak ada berita tentang cinta, banyak cerita tentang derita. Entah itu menjauh atau mendekat dari negeri terasing ini.
Syair ini ingin terus evolusi tanpa doktrin peradaban sesat. Kemana harus kuabadikan syair-syair ini..?? kepada kasir-kasir jalanan kulayangkan tanya. Sedikit saja, dimana jalan itu..?? Selama pikiran diracuni, syair ini akan terus membuntuti.
( Yogyakarta, 10 November 2010 )
-Alfiyan Nooryan Putera Pikoli-

0 komentar:

Posting Komentar