Minggu, 31 Oktober 2010

Posted by Unknown On 10/31/2010 11:13:00 PM

( Mohammad Alfiyan Nooryan Putera Pikoli )

Rembulan di Pelabuhan Kecil.
Bersama ombak gelisahkan samudra.
Kapal,perahu tiada berlaut.
Desir hari lari berenang.
Melewati jalur-jalur perompak harapan.
Kebuntuan kutemui di seberang pulau sana.


Gerimis mempercepat kelam.
Perjamuan malam terkisahkan nostalgia.
Meski berjurang teramat curam.
Mahligai terindah terlampau bahagia.

Tidak bergerak,,terdiam,, namun bisa tersenyum.
Terpojok pada tembok lembab pencipta tangis.
Raga diperkosa waktu teramat bisu.
Perlahan, sejenak menyakitkan seterusnya sangat menyakitkan.

Mentari yang tak bisa kutemui.
Cukup menghangatkan sekujur jari.
Meneduhkan di saat diri telah merapuh.
Menidurkan pikiran kala jenuh.

Bingung kemana syairku merinci.
Kepada hati yang ditafsir mencintai.
Namun yang ditemui hanyalah mimpi.
Suatu mimpi kosong yang tak bertepi.
Dengan selongsong bayang bermakna ilusi.

Romansa berpagut di khayalan tinggi.
Tertawa hanyalah keluhan sandiwara.
Karena taklah seorang insan kan mengerti.
Tentang puisi berbaris rapi berbalut sastra.

Pertanyaan kulayangkan pada serdadu alam.
“Apa yang salah dengan hati ini?
Ingin memiliki sebuah cinta sejati..
apakah arti sebuah persahabatan sejati
apakah itu juga sebuah mimpi..?”
inilah aku dengan khayalanku, yang terus kubenakkan di pikiran, dan kulelapkan di hati.
( Mohammad Alfiyan Nooryan Putera Pikoli )

0 komentar:

Posting Komentar