Menyapa rembulan yang bermuram durja. Menegur bintang yang menari di tengah keramaian malam.
Menunggu sinarnya menyendiri, menepi dan menuai janji.
Meski udara yang kusentuh tak lagi bercumbu dg nafas-nafas puisi.
Kuterka namun sulit ku berkata.
Tentang cerita, cinta, dan derita.
Kenapa lirihnya alam tak ingin mengerti hati?
Berani menghinaku di hadapan dunia yg mulai tampak konyol dan lugu.
Di barisan lentera malam yang tak mengerti kelamnya jiwa.